Minggu, 06 November 2011

Di Wonogiri Pencurian Komputer Semakin Marak

WONOGIRI, (Tribunekompas)
By: Wiwik Budipriyanto.


- Genap delapan sudah SMP di Wonogiri yang kemalingan komputer. Mulai dari yang hanya satu dua laptop, hingga puluhan CPU. SMPN 1 Ngadirojo giliran kemalingan 12 CPU, satu monitor LCD 27 inchi yang ada di ruang lab komputer, dengan total kerugian Rp 15 juta, pada Sabtu (5/11) lalu, komputer tersebut pengadaan komite sekolah tahun 2007.

Sebelumnya SMPN 2 Ngadirojo juga kemalingan. Enam SMP lainnya adalah SMPN 1 Pracimantoro, SMPN 1 dan 2 Manyaran, SMPN 1 Eromoko, SMPN 1 Giriwoyo, dan SMPN 1 Puhpelem. Kejadian kali pertama diketahui oleh Sudar (59) tukang kebun sekolah. “Sekitar pukul 05.00 WIB saya mengantar es batu ke kantin belakang. Saya lihat kok jendela di bawah, ternyata salah satu jendela sudah bolong. Saya lalu meminta penjaga sekolah membuka pintu laboratorium dan dari 21 komputer (CPU-red), yang 12 hilang,” jelasnya. Jejak kaki yang diduga pelaku menuju ke arah selatan di sekitar makam tak jauh dari sekolah.

Sebelumnya, pelaku yang diduga lebih dari dua itu diduga melewati pagar kawat berduri yang kawatnya tersibak ke atas. “Warga biasa lewat situ dan murid juga. Sebenarnya sudah kami minta jangan lewat pagar tapi ya tetap saja dipakai lewat,” jelas Kepala Sekolah Parman. “Tapi masih untung yang di lab bahasa tidak ada yang
hilang. 19 komputer di sana baru dibeli tahun ini jadi masih baru.

Kami sebenarnya juga sudah khawatir dengan makin banyaknya SMP yang kemalingan komputer, tapi untuk membangun pagar dan teralis besi kami sulit dalam pendanaan. Rencana sudah ada tapi biaya yang tidak ada,” lanjut Kepala TU Marijo. Parman menambahkan ada kemungkinan pelaku sudah mempelajari area sekolah.

“Awal pekan lalu kami merayakan Dies Natalis sekolah ke-30. Ada berbagai kegiatan. Terakhir hari Rabu (2/11) ada pertunjukan wayang dari alumni sini. Jadi bisa saja pelaku melihat-lihat area sekolah,” tegas Parman.

Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika mengatakan motif hampir sama dengan mencongkel jendela. Bentuk jendela pun sama, jendela berengsel dilapisi teralis besi dibaut.

“Memang harusnya dibuat jeruji seperti di tahanan itu, tapi memang harus berani mahal. Kalau seperti ini sama seperti yang di Eromoko dulu. Persis seperti ini,” kata Ni Ketut Swastika.

Kapolres kambali mengimbau agar penjagaan di tiap sekolah dioptimalkan. Selain itu, tiap sekolah juga diharap waspada karena hingga saat ini belum ada pelaku yang tertangkap.

“Kebanyakan kejadian selama ini kalau tidak Jumat ya hari Sabtu. Jadi kami minta untuk akhir minggu diwaspadai,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar