Minggu, 20 November 2011

Tiga Jemaah RI Ditahan Penegak Hukum Saudi

MEKKAH, (Tribunekompas)
By: Anto.


– Tiga jamaah haji Indonesia terpaksa berurusan dengan penegak hukum Arab Saudi dengan peristiwa berbeda. Menurut Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja Makkah Bastomi, pertama, seorang jamaah asal kloter 5 embarkasi Ujung Pandang divonis 10 hari kurungan dan didera 30 kali. Jamaah itu dikenai tuduhan pencurian di Masjidil Haram. Di mahkamah (pengadilan), dia dinyatakan bersalah.

“Kejadiannya sebelum wukuf di Arafah. Sudah diputus oleh mahkamah. Kalau tidak salah, hari ini (kemarin, Red), ya besok (hari ini, Red), bebas,” ujar Bastomi di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kemarin (19/11). Karena berurusan dengan hukum, jamaah yang bersangkutan tidak bisa pulang dengan rombongan kloternya yang sudah diterbangkan dari Jeddah menuju debarkasi tanah air. “Nanti jamaah tersebut digabungkan dengan kloter lainnya,” imbuhnya.

Selain itu, seorang jamaah dari kloter 8 embarkasi Palembang ditangkap polisi, karena dituduh berkomplot dengan para joki yang menyediakan jasa membantu mencium Hajar Aswad. Jamaah ini dibawa ke kantor polisi yang terdekat dengan Masjidil Haram “Kejadiannya di Masjidil Haram. Disidik di kepolisian setempat. Tidak terbukti besalah kemudian dilepas. Tapi menginap sehari semalem di kepolisian,” imbuhnya. Seorang jamaah lagi dibawa ke kantor polisi, karena kecopetan handphone.”Dia dibawa ke kantor polisi sebagai saksi. Tapi kemudian HP-nya ketemu. Dia sempat takut, karena dibawa polisi,” imbuhnya.

Di samping itu, seorang petugas haji dari Indonesia juga sempat berurusan dengan penegak hukum, karena mengendarai sepeda motor tanpa mempunyai surat izin mengemudi.”Yang bersangkutan sempat ditahan sehari,” jelasnya.

Di bagian lain, menyusul sempat terkatung-katungnya jamaah haji kloter 18 SOC (Solo) sekitar 2 hari sebelum dipulangkan ke tanah air, beberapa hari lalu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Muassasah, dan Garuda Indonesia duduk bersama kantor Muassasah Asia Tenggara di Makkah pada 17 November. Pertemuan yang dihadiri Ketua PPIH Syairozi Dimyati dan Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, Agus Wibowo dan Fauzi Palembang dari Garuda, serta Ketua Muassasah Asia Tenggara Zuhair Abdul Hamid Sedayu itu membahas kejadian kloter 18 SOC dan mencari jalan keluar agar kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

Hasil pertemuan, kata Arsyad, jumlah penumpang yang dimasukkan ke dalam sistem tidak akan diberlakukan sebagai patokan pengiriman jamaah haji dari Makkah ke Jeddah. “Tahun depan baru akan diberlakukan,” tegas Arsyad.

Arsyad mengungkapkan, pada tahun ini berlaku sistem bahwa setiap pemberangkatan harus termonitor sistem penjadwalan dari otoritas Bandara King Abdul Aziz, GACA (General Authority of Civil Aviation). Maktab yang merupakan kepanjangan tangan Muassasah dan Naqabah (sejenis Organda) bertanggung jawab memberangkatkan bus, bekerja berdasarkan jadwal yang mereka monitor secara online di sistem GACA.

Kloter 18 SOC yang seharusnya diberangkatkan dari Makkah ke Jeddah pada 15 November, tidak diberangkatkan Naqabah disebabkan karena jumlah penumpang yang di-entry ke dalam sistem berjumlah 130 orang jamaah. Padahal kapasitas seat yang dibutuhkan untuk kloter 18 SOC adalah 375 orang.

Kloter 18 SOC akhirnya diterbangkan ke Indonesia pada Kamis 17 November pukul 22.00 waktu setempat. Mereka langsung berangkat dari Makkah menuju Bandara King Abdul Azis, Jeddah. Padahal, biasanya jamaah haji transit selama 24 jam di hotel transito Jeddah.

Sementara itu, hingga kemarin siang pukul 13.34 waktu setempat, sebanyak 53.230 jamaah haji Indonesia sudah diterbangkan ke Indonesia. Mereka tergabung dalam 131 kloter. Sedangkan hari ini (20/11) rencananya diberangkatakan 17 kloter. Di antaranya, kloter 28, 29, dan 30 SOC (Solo), 22,23, 24, dan 25 JKS yang mengangkut jamaaah dari Jawa Barat, serta kloter 13 JKG yang membawa jamaah dari Banten. Adapun jumlah jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak 361 orang. Yang paling banyak dari embarkasi Surabaya, 70 orang, sedangkan yang paling sedikit dari embarkasi Balikpapan, 11 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar